Segenggam Berlian
Cuaca siang ini menusuk kulitnya yg sudah keriput. Mbah Kardi masih saja sibuk mengatur posisi kendaraan di restoran ayam bakar milik orang Solo di Jakarta itu.
Bak gedung megah yg berdiri kokoh di sekitaran rumah makan itu, mbah kardi pun demikian sigap berdiri di depan mobil- mobil mewah yang terus berdatangan mengantarkan para penumpangnya untuk menyembuhkan rasa lapar yg melanda.
Mbah kardi sudah 5 tahun bekerja sebagai tukang parkir di sana, sebelumnya dia adalah seorang tentara pejuang kemerdekaan Bangsa yg kini tak menghargainya.
Setiap kali aku kesana, kusempatkan diri mendengar cerita heroiknya, dengan bangganya Mbah Kardi menunjukkan kegagahannya ketika mengusir Jepang di Bumi Persada Indonesia
Pernah beliau bercerita, Jepang yang kala itu menculik anaknya lalu Mbah Kardi berhasil menyelinap masuk ke markas musuh dan berhasil membunuh 8 orang tentara Jepang hanya dengan kekuatan beladirinya di tambah bambu runcing dan anaknya pun berhasil diselamatkan.
Kini semua sirna, bagai duri dalam daging , menggunting dibalik lipatan, pagar makan tanaman, anaknya yg dahulu di selamatkan sekarang sudah bekerja di perusahaan Jepang di Kawasan elit Sudirman Central Bussines Distric dengan imbalan gaji puluhan juta rupiah.
Meskipun jumlahnya besar, Uang pemberian anaknya tak pernah digunakan untuk makan.
Mbah Kardi masih mencari segenggam berlian di peluit nyaringnya.
"Priit...priit...priit.. kanan pak... kanan.." teriak Mbah Kardi masih jelas terdengar
Bak gedung megah yg berdiri kokoh di sekitaran rumah makan itu, mbah kardi pun demikian sigap berdiri di depan mobil- mobil mewah yang terus berdatangan mengantarkan para penumpangnya untuk menyembuhkan rasa lapar yg melanda.
Mbah kardi sudah 5 tahun bekerja sebagai tukang parkir di sana, sebelumnya dia adalah seorang tentara pejuang kemerdekaan Bangsa yg kini tak menghargainya.
Setiap kali aku kesana, kusempatkan diri mendengar cerita heroiknya, dengan bangganya Mbah Kardi menunjukkan kegagahannya ketika mengusir Jepang di Bumi Persada Indonesia
Pernah beliau bercerita, Jepang yang kala itu menculik anaknya lalu Mbah Kardi berhasil menyelinap masuk ke markas musuh dan berhasil membunuh 8 orang tentara Jepang hanya dengan kekuatan beladirinya di tambah bambu runcing dan anaknya pun berhasil diselamatkan.
Kini semua sirna, bagai duri dalam daging , menggunting dibalik lipatan, pagar makan tanaman, anaknya yg dahulu di selamatkan sekarang sudah bekerja di perusahaan Jepang di Kawasan elit Sudirman Central Bussines Distric dengan imbalan gaji puluhan juta rupiah.
Meskipun jumlahnya besar, Uang pemberian anaknya tak pernah digunakan untuk makan.
Mbah Kardi masih mencari segenggam berlian di peluit nyaringnya.
"Priit...priit...priit.. kanan pak... kanan.." teriak Mbah Kardi masih jelas terdengar
Komentar
Posting Komentar