Menulis Sampe’ Meringis




Sudah Hari ke 15 Writing Challenge - Semenjak memutuskan diri mengikuti kelas menulis, hari-hari kami lalui dengan teratur artinya berusaha mengatur menyisihkan waktu untuk menulis. Terkadang kita membutuhkan pematik, membutuhkan pecut external untuk bisa melakukan sesuatu yang melebihi batas kemampuan, yang aneh lagi kami harus ‘membayar’ untuk konsisten dalam melakukan hal ini. Sesuatu yang aneh, yakni membayar sekian puluh ribu rupiah harus kita lakukan sebagai bentuk komitmen, keseriusan, kesungguhan untuk menghasilkan sesuatu yang kita inginkan. Bahkan sudah membayar pun masih ada saja yang akhirnya harus hengkang dari arena perjuangan ini. Ada seseorang yang jika mau menulis dia mengantuk namun jika menonton TV dan jalan-jalan di Mall kuat berjam-jam. Tanya kenapa?


 

Banyak pelajaran dari kelas menulis ini, salah satunya Just Do It.. lakukan saja, menulis saja, yang simple menjadi penulis adalah menuliskan apa yang terjadi atau yang kita alami, menulis pengalaman diri sendiri seharusnya paling mudah karena kita sudah tahu endingnya seperti apa. Misalny ketika melihat Pak Gubernur sedang marah-marah, maka penulis akan punya ide wah boleh juga nih dijadikan karakter antagonis.

Hal itulah yang saya lakukan, saya hanya menulis selintas fikiran saya saja tanpa memperhatikan aturan EYD yang berlaku adanya, ketika masuk hari evaluasi tulisan, benar ternyata tulisan saya banyak dikomentari tentang tanda baca, dan juga terlalu sedikitnya tulisan saya.. ya.. saya hanya menggugurkan kewajiban menulis ini yaitu 150 kata, terlepas dari itu kembali kepada pribadi masing-masing apa tujuan mengikuti kelas ini. Saya pribadi bertujuan membangun Habit, habit menulis sehari 150 kata saja masih berat bagi saya hehehe, namun semua saran dari teman-teman seperjuangan itulah yang saya gunakan sebagai evaluasi, sayapun berniat tulisan yang sudah saya post akan ada editannya sehingga benar-benar bermanfaat dan sesuai EYD.

Menulis juga sarana menuangkan gagasan, ide, pendapat jika tidak abadikan maka gagasan ini akan lenyap dimakan zaman. Bisa jadi, ada tokoh dalam sejarah yang lebih besar dari yang kita kenal hanya saja tidak diketahui karena ia tidak meninggalkan jejak Karena sejarah adalah milik orang-orang yang meninggalkan jejak.

Diawal banyak yang beralasan tidak punya waktu, tidak ada ide, nanti kalau mentok bagaimana solusinya,  namun ketika ditanya,
“Kamu sudah menulis berapa banyak?”
“Saya belum menulis sih, hanya antisipasi  saja jika nanti saya mentok” jawabnya

Helllooow.... menulis saja belum sudah bertanya macam-macam
Itulah beberapa alasan orang diluar sana untuk tidak segera bertindak menulis. Investasi nya para penulis adalah membaca, kehancuran penulis adalah ketika ia berhenti membaca

Mari kita istiqomah dalam melakukan sebuah kebaikan,
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS Fusilat :30)

Komentar

Postingan Populer